TNews, PURWAKARTA – Belum genap enam bulan menjabat, duet kepemimpinan Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau akrab disapa Om Zein dan Wakil Bupati Abang Ijo Hapidin telah mengukir momen bersejarah dalam lembar awal masa baktinya. Suasana Gedong Negara, bangunan bersejarah peninggalan abad ke-19, menjadi saksi pertemuan penuh makna antara pemerintah daerah dan para dzurriyah (keturunan) leluhur Purwakarta.
Pertemuan tersebut mempertemukan empat trah utama yang menjadi bagian penting dari sejarah dan spiritualitas Purwakarta, yakni keluarga Dalem Sholawat (R.A.A. Soeriawinata), Dalem Santri (R.A.A. Soerianata), Syekh Baing Yusuf, serta Tubagus Ahmad Bakri atau lebih dikenal sebagai Mama Sempur Plered. Keempatnya memiliki garis keturunan langsung dengan tokoh-tokoh besar Kerajaan Sunda Pajajaran, Kesultanan Banten, hingga Wali Songo.
Kunjungan para dzurriyah ini disambut hangat oleh Om Zein, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya merawat nilai sejarah sebagai pondasi pembangunan. “Para leluhur kita bukan hanya pelopor, tapi juga peletak dasar peradaban. Kepemimpinan hari ini harus berakar pada semangat dan nilai-nilai perjuangan mereka,” tegasnya.
Dalam rombongan dzurriyah yang hadir, tampak Raden Muhammad Padmanegara mewakili Dalem Sholawat, R. Boyke Pranata Soerianata dan R. Hilman Nugraha dari Dalem Santri, R. Iing Solihin dan R. Hasan Marzuki dari keluarga Syekh Baing Yusuf, serta Tubagus Zain Al-Bakri dari trah Mama Sempur.
Pertemuan tersebut juga dihadiri berbagai tokoh masyarakat, pemuda, hingga akademisi sejarah, seperti Naurid Muhammad Rifai Ilyasa, penulis buku sejarah penting “Pergolakan Tanam Paksa dan Berdirinya Purwakarta 1830–1832”. Komunitas budaya dan sosial pun turut hadir, mulai dari Paguyuban Warga Banten, Komunitas Iket Sunda (KIS ARTA), hingga media lokal seperti Purwakarta TV.
Menariknya, secara garis nasab, keempat trah keluarga ini saling bertaut. Dalem Santri dan Dalem Sholawat merupakan saudara kandung, sedangkan Syekh Baing Yusuf adalah sepupu mereka. Tubagus Ahmad Bakri merupakan murid dari Syekh Nawawi Al-Bantani, yang tidak lain adalah murid dari Syekh Baing Yusuf. Semua bersumber dari satu akar sejarah yang kuat, mengalir dari Prabu Siliwangi hingga Sunan Gunung Jati dan berujung pada garis nasab Rasulullah SAW.
Dalam kesempatan tersebut, Raden Muhammad Padmanegara menyampaikan undangan kepada masyarakat Purwakarta dan sekitarnya untuk menghadiri Haul Akbar Kanjeng Dalem Sholawat ke-153, yang akan digelar pada Minggu, 13 Juli 2025 di Alun-alun Kota Bogor. Acara ini dijadwalkan dihadiri keluarga besar dzurriyah dari berbagai kerajaan dan kesultanan di Nusantara serta tokoh-tokoh nasional.
“Kami ingin mempererat silaturahmi antara Bogor dan Purwakarta, dua wilayah yang sejak dulu memiliki ikatan darah dan sejarah. Haul ini bukan sekadar ritual, tapi panggilan untuk mengingat dan menghormati jasa para pendahulu,” ungkapnya.
Sebagai penutup pertemuan, Om Zein dan seluruh hadirin secara khidmat menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah kepada seluruh umat Muslim di manapun berada, seraya mengajak masyarakat untuk menjaga semangat persatuan, kebudayaan, dan sejarah sebagai bagian dari jati diri bangsa.
(Endang Jamaludin)