Pemkab Karawang Terapkan Pendekatan Humanis untuk Bentuk Karakter Siswa

Gambar: Pemkab Karawang Terapkan Pendekatan Humanis untuk Bentuk Karakter Siswa, (5/5/2025).

TNews, KARAWANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menerapkan kebijakan baru dalam menangani siswa dengan perilaku menyimpang. Alih-alih mengirim mereka ke barak militer seperti kebijakan serupa di daerah lain, Pemkab Karawang memilih pendekatan berbasis pendidikan karakter yang humanis dan berkelanjutan.

Bupati Karawang Aep Syaepuloh secara resmi mengeluarkan Instruksi Bupati No. 188-342/1077/Kesra/2025 pada 5 Mei 2025. Instruksi ini berisi perintah kepada seluruh sekolah di Karawang untuk menjalankan serangkaian program pembentukan karakter, baik melalui kegiatan keagamaan, fisik, maupun tanggung jawab sosial.

“Program ini tidak hanya ditujukan untuk siswa bermasalah, tapi berlaku untuk semua siswa. Kami ingin membentuk karakter kuat, disiplin, dan bertanggung jawab sejak dini,” ujar Asisten Bidang Pemerintahan Setda Karawang, Wawan Setiawan.

Dalam implementasinya, siswa akan dikenalkan pada kegiatan tradisional dan nilai-nilai kehidupan masa lalu yang kini mulai luntur. Kegiatan seperti olahraga tradisional akan dipadukan dengan pelajaran pendidikan jasmani. Sementara selepas sekolah, siswa diminta melaporkan aktivitas harian mereka seperti menyapu, mencuci piring, membantu orang tua, dan bercocok tanam.

“Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menanamkan kembali nilai gotong royong, menghormati guru dan orang tua, serta membiasakan siswa untuk bertanggung jawab terhadap lingkungannya,” kata Wawan.

Setiap pagi, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, siswa diwajibkan mengikuti senam pagi. Selain itu, ada kegiatan keagamaan seperti sholat Dhuha berjamaah, menghafal Asmaul Husna, dan surah-surah pendek Al-Quran. Di waktu Dzuhur, siswa juga diwajibkan melaksanakan sholat berjamaah di awal waktu.

Khusus hari Jumat, seluruh siswa melakukan kegiatan Jumat Bersih (Jumsih), yaitu membersihkan lingkungan sekolah hingga ke sudut-sudut terkecil.

Wawan memastikan, program ini akan berlangsung secara terus-menerus, bukan sekadar proyek sementara. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini tidak membutuhkan tambahan anggaran dari pemerintah daerah.

“Pendidikan yang hanya sesaat tidak akan berbekas. Anak-anak harus digembleng secara konsisten agar terbiasa dan tidak kembali ke kebiasaan negatif,” pungkasnya.*

Peliput : Nurdin

Tinggalkan Balasan